Paradigma ialah bagian dari teori lama yang pernah digunakan oleh ilmuan sebagai inspirasi dalam praktik ilmiah sebagai acuan riset terdahulu dan dipaparkan berdasarkan dari pengujian pengujian interpretasi dari kaum ilmuan berdasarkan metode ilmiah yang digunakan. 


Mari kita bahah lebih dulu 3 ktipe paradigma yang ditawarkan oleh Kuhn. 

Tiga tipe paradigma thomas kuhn adalah metafisik, paradigma sosiologi dan paradigma konstruk. 

Paradigma metafisik
Merupakan paradigma yang menjadi konsensus terluas dan membatasi bidang kajian dari satu bidang keilmuan saja. 

Fungsi paradigma metafisik:
+ Untuk merumuskan masalah ontologi (Realitas/objek kajian) yang menjadi fokus kajian penelitian ilmiah. 
+ Berfungsi untuk membantu kelompok ilmuan agar menemukan realitas/objek kajian (persoalan ontologis) yang menjadi fokus penelitiannya. 
+ Untuk membantu ilmuan menemukan teori ilmiah dan penjelasannya tentang objek yang diteliti. 

Ketiga fungsi tersebut berguna untuk membatasi persoalan dalam metode ilmiah, metafisika dalam pandangan Kuhn berarti mengide namun membatasinya agar tetap fokus pada ide-ide utama didalam ide besar, metafisika dunia barat bukanlah takhayyul apalagi klenik. Ia adalah ide didalam pikiran yang secara mudahnya disebut imajinasi. 

Paradigma Sosiologis
Konsep paradigma sosiologis Kuhn merupakan rumusan atas konsep tentang hasil penelitian yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat yang berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan, keputusan-keputusan dan aturan umum yang disebut oleh Masterman sebagai konsep Eksemplarnya Kuhn. 

Paradigma sosiologi berarti rumusan tentang suatu konsep umum ditengah masyarakat yang berkaitan dengan hasil ilmiah yang telah dicetuskan, atau bisa dikatakan pula sebagai hasil dari penelitian yang telah teraplikasikan di masyarakat. 

Paradigma konstruk
Paradigma ini merupakan yang paling sempit. Paradigma konstruk memahami realitas sosial budaya bersifat plural (Multiple realities) dan dikonstruksi (dibentuk). Paradigma ini menghasilkan adanya pandangan relativitas bagi ilmuan yang memahami realitas berdasarkan perspektif, memiliki kerangka teori dan paradigma tertentu. 
Dalam perkembangannya, interpretasi dan kreatifitas penelliti menjadi vital karena telah menjadi bagian dari proses merekonstruksi bangunan yang telah besar.

Ketiga paradigma tersebut memiliki dampak fundamental terhadap posisi realitas dan kebenaran.  

Paradigma Ilmiah dan Alamiah
Secara fundamental, maka secara umum konsep ‘paradigma’ dalam kacamata Kuhn dapat diperkuat analisisnya kearah pengelompokkan varian paradigma menjadi dua bagian, yakni paradigma ilmiah dan paradigma alamiah. 

Paradigma ilmiah (Scientific paradigm)
Ilmiah meliputi paradigma fakta sosial dan paradigma perilaku sosial. 
Paradigma fakta sosial mendapati bahwa terdapat sesuatu di luar diri manusia yang mampu memaksa dirinya untukmelakukan sesuatu agar dapat berperilaku sesuai dengan apa yang ada diluar dirinya, sehingga perilakunya dapat dikontrol. Fkta sosial meliputi nilai-nilai, norma-norma, adat istiadat dan aturan-aturan yang bersifat memaksa dan mengikat. Pelopor paradigma fakta sosial ini adalah Emile Durkheim. Fokus kategori fakta sosial dalam penelitian sosiologi ialah struktur sosial dan pranata sosial. 

Struktur sosial kemudian memfokuskan diri pada hubungan dan interaksi masyarakat, sedangkan pranata sosial lebih melihat kepada aturan/norma dan nilai yang mengatur aktivitas manusia dalam kehidupan sosial. Sebagai contoh pranata sosial ialah keluarga, agama, pemerintah, pendidikan dan ekonomi. 

Fakta sosial itu ‘pokoknya’ begini: 
Pertama, model basis teori fakta sosial seringkali dilandaskan pada karya Emile Durkheim, khususnya The rules of Sociological Method dan Suicide 
Kedua, Fokus teori fakta sosial lebih kepada struktur dan institusi sosial serta pengaruhnya terhadap pola fikir dan perilaku individu. 
Ketiga, Metode untuk menjalankan teori ‘paradigma fakta sosial’ adalah wawancara, kuesioner dan perbandingan sejarah. 
Keempat, Teori paradigma fakta sosial memiliki beberapa teori yang terkait yang digunakan untuk menganalisa masalah sosial seperti teori fungsionalisme-fungsionalisme struktural, teori sosiologi makro, teori sistem dan teori konflik. 

Sedangkan paradigma perilaku sosial menyatakan memiliki hal-hal yang berkaitan dengan pemicu perilaku seseorang. 
Pada konteksini perilaku seseorang ditentukan oleh stimulus yang datang dari luar. Stimulur dari luar tersebut dapat menimbulkan seseorang untuk berfikir dan berperilaku. 

Paradigma perilaku sosial memiliki tiga asumsi dasar bahwa: (1) perilaku manusia pada dasarnya dapat dikontrol, (2) Kepribadian manusia tidak dapat dijelaskan melalui mekanisme psikis id dan ego, (3) Perilaku manusia tidak hanya ditentukan oleh pilihan individual. 

Dalam ilmu psikologi, paradigma perilaku sosial disebut dengan pendekatan behaviorisme yang dipelopori oleh Burrhus Frederic Skinner. 

Ringkasnya, paradigma perilaku sosial adalah sebagai berikut: 

Pertama, Penganut pandangan paradigma perilaku sosial ini adalah B.F Skinner. 
Kedua,  Metode peneliltian yang digunakan adalah psikologi empiris-experimental dan psikologi behavior. 
Ketiga, kajian pokoknya meliputi perilaku individu yang tidak difikirkan dan teramati. Acuannya adalah konsep reward dan punishment (Hadiah dan hukuman). 
Reward sebagai pemicu perilaku yang diinginkan dan punishment  sebagai pemicu perilaku yang tidak diinginkan. 
Keempat, Metode yang digunakan dalam paradigme perilaku sosial adalah metode eksperimen. 
Kelima, Sedangkan teori yang digunakan dalam perilaku sosial adalah teori sosiologi behavior dan teori pertukaran. 

Paradigma Alamiah 

Acuan paradigma alamiah ialah lebih kepada  paradigma definisi sosial yang dipelopori Max Weber. Poko pikirannya memusatkan pada tindakan dan interaksi sosial. 
Tindakan sosial yang di terjemahkan sebagai tindakan individu yang memiliki makna atau suau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada orang lain. 

Dalam pandangan Weber, tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki pemaknaan berdasarkan subyektifitas dirinya dan diarahkan pada orang lain. Maka dapat dilohat bahwa Weber mengarahkan sosiologi sebagai ilmu yang berusaha memaknai dan memahami tindakan sosial dan berbagai interaksi sosial untuk mendapatkan penjelasan kausal (penjelasan sebab-akibat). Sehingga sosiologi kontemporer juga disebut sosiologi interpretatif [Damsyid Ambo, Asas-asas]

Tindakan sosial tidak berpusat pada struktur-struktur sosial, tetapi pada definisi bersama berdasarkan perspektif masing-masing individu dan kelompok sosialnya. 

Paradigma tindakan sosial mencoba memaknai realitas tidak sekedar pada pemaknaan simbol semata, karena dalam penelitian sosial manusia adalah makhluk  kreatif yang mampu mengekspresikan sikap dan tindakannya, sehingga pemaknaan secara komprehensif sangat dibutuhkan untuk melihat secara keseluruhan apa yang berada dibalik penampakan simbol-simbol itu.  


Apa fungsi membaca paradigma? 

Membaca paradigma berfungs sebagai cara membaca fenomena dalam kerangka epistemologis. Tugasnya ialah menelisik persoalan yang 'dipelajari' umat manusia sebagai acuan hidup guna mendapatkan pengetahuan. Penguasaan terhadap pengetahuanlah kemudian yang menjadi dasar manusia melakukan tindakan, untuk bertindak saling menguasai. Cara berfikir paradigmatik mencoba melihat lebih detil perkara dibalik fenomena-fenomena paling mendasar umat manusia. 

Alvarisi
Temanmu