Photo By @ayahya09


Filsafat China mengalami berbagai tantangan pada perkembangan negara, dimulai dari konflik politik hingga perebutan kekuasaan keluarga. 

Konflik yang panjang disertai depresi pengelolaan negara tersebut kemudian melahirkan berbagai tokoh berpengaruh di dunia. Mulai dari Kong-Ze atau Konfusius(Kong Hu Chu), Lao Tze (Taoisme) hingga sampai pada ilmu pengobatan Zhu Xi. Dalam sejarah ilmu pengobatan, Ibnu Sina merupakan bapak pengobatan dunia dengan The Canon (al-Qonun Fi’l-Tibb) bukunya tentang ilmu pengobatan. Bahkan semakin terkenal di barat sebagai buku yang merupakan peletak dasar pengobatan medis modern. [1] Barat menyebutnya Avicenna, di barat banyak menyebutkan tentang namanya yang mendunia baik dibidang pengobatan maupun filsafat kehidupannya. Thomas Aquinas bahkan menyatakan dirinya banyak terpengaruh Ibnu Sina dalam pandangannya dalam melihat “eksistensi diri” dan hubungannya dengan “dunia yang tidak tentu.” Pengobatan modern memiliki ruang yang sangat luas di Barat ditunjang dengan cara berfikir yang mengedepankan rasionalitas, maka dukungan terhadap dasar-dasar pengobatan di Barat menjadi lebih maju. Namun pada perkembangan akhir Modernisme yang ditandai dengan pemikiran Nietzche yang mengusung pandangan eksis dirinya di dunia berdampak pada perkembangan pemikiran yang melirik tradisionalisme, dalam hal ini, pemikiran tradisionalisme kemudian di kaji kembali dengan tujuan menemukan hakikat sesuatu yang sebenr-benarnya. Pengaruh pemikiran tradisionalis berdampak pada ilmu medis yang melirik cara-cara tradisional, maka tradisi Timur titik pertemuan antara naturalism dan metafisika lahir sebagai kaitan antara eksistensi manusia dan alam. Zhu Danxi mengawali perkembangan metafisika pada ilmu terapan di China. 

Memahami Alam dan Manusia
Perkembangan ilmu medis di China diawali pada masa klasik pada kekuasaan dynasty Song-Ming (960-1628 CE) oleh Zhu Xi (Chu Hsi). Ia merupakan seorang pemikir analitis dan sintesis. Perjalanan yang panjang dalam filsafatnya dipengaruhi oleh Konfusius dan Mencius. Terbukti ia telah memaknai kembali pemahaman tentang ajaran Konfusius dan Mencius dalam pandangan yang lebih luas dan baru, aliran filosofisnya lebih mengarah kepada Neo-konfusianisme. Nilai-nilai yang diajarkan adalah pemulihan kembali tentang fokusnya pada penguatan moral dan penerapannya pada birokrasi pemerintahan dengan pijakan dasanya adalah Konfusianisme pada awal Dinasty Han dan Tang (206 BCE-905 CE).
Zhu Xi lahir pada 1130 Oktober di Youqi provinsi Fujian China. Pada usia 19 tahun ia ditinggal ayahnya  Zhu Song (109-1143). Zhu memulai mempelajari dan memilih dari berbagai sumber tentang kehidupan, termasuk Budhisme. Keilmuannya diawali dari minatnya terhadap Budisme dan Taoisme sampai ia menjadi murid dari Master Li Tong  (1093-1163). Ayah Zhu menyarankan ia berguru pada Master Li, namun Zhu tidak menghiraukannya sampai ia berumur 30 Tahun pada saat ia mengalami keraguan spiritual.

Zhu mengkritisi bagaimana polemik kebijakan pemerintah saat itu, serta praktik-praktik keagamaan yang terjadi. Seperti pendahulunya para filosof lain, ia juga mengajar beberapa murid yang belajar secara intensif kepadanya. Titik fokus falsafahnya pada pemurnian pikiran yang kemudian berimplikasi pada penelaahan secara eksplisit tentang bagaimana pikiran dan dunia menjadi sebuah drama bagi manusia.

Perkenalan dengan Moral Kosmos
Zhu Xi mengartikulasikan dan mensistematisasi pemikiran ideal konfusianisme  dalam memandang kemanusiaan (ren) dalam kaitannya dengan kosmos dan sudut pandang manusia. Kemanusiaan menurut Zhu merupakan keterlibatan manusia dengan “kreatifitas kosmos”. Misalnya saja adalah “Surga dan Bumi” (Kosmos) dalam memunculkan berbagai pandangan. Keterlibatan kosmos ini memberikan berbagai pandangan yang penting dalam memahami manusia dan menjadikan ia sebagai perantara akan adanya manusia dan yang lebih dari manusia. Meski corak filsafat Zhu Xi adalah “Human Nature” atau alamiyah yang berarti ke-Alam-an, namun ia tetap menjelaskan berbagai hal yang bersifat metafisis, seperti tentang jalan langit (takdir) dan kekuatan diluar manusia yang kemudian mengilhaminya menjadi sebuah konsep tentang keseimbangan segala hal.

Moral kosmos dalam pandangan Zhu Xi merupakan refleksi dirinya dari pemikiran pendahulunya seperti Konfusianisme dan Taoisme. Konsep naturalisme merupakan produk dirinya yang berasal dari Budhisme yang ia pelajari dimasa mudanya.

Moral Kosmos dan Penerapannya
Pemikirannya semakin membesar karena ditunjang dengan pemikiran metafisiknya, dalam hal ini  metafisika yang ia maksud adalah tentang segala hal yang bisa dirasakan meskipun itu tidak Nampak, seperti udara, dan energi yang menggerakkan secara total manusia.
Konsep Zhu Xi yang paling terkenal adalah “Dinamika Realitas” atau sebuah kenyataan yang dinamis, selalu berubah dan berkembang. Dinamika realitas yang dikonsepsikannya ditunjukkan dalam “sketsa pertentangan tertinggi” (Taiji tu) atau yang sering kita kenal dengan Taichi yang bisa dipahami dengan ilmu tentang energi. Lebih luas, Zhu Xi menjelaskan tentang bagaimana dinamika realitas ini terhubung dengan segala yang mendasari sifat-sifat kemanusiaan yang ada. Taiji tu Shou merupakan “The Holistic System”. Pada perkembangannya, sebuah sistem tersebut mencapai level bentukan dunia yang terbentuk dari yang tidak terbentuk sampai pada Yin dan Yang pada 5 tahapan, Bumi, Kayu, Api, dan Logam dan ke surga. Ide pemikiran Zhu dikombinasikan dengan pemahaman dari “Book of Change” sebagai pemikiran filsafat yang menyeluruh antara kosmos dan kreatifitas manusia.

Postcript
Dalam perkembangan pemikirannya, Zhu Xi memulai dengan memahami alam, bagaimana ala mini memiliki daya untuk menggerakkan manusia dan senantiasa bergerak sendiri. Model pemikiran Zhu Xi adalah metafisika namun dengan memperbandingkannya dengan yang nyata, atau mengalami eksistensi, seperti benda-benda yang nampak dan nyata dengan segala konsepsinya.
Pemikiran Zhu Xi merupakan landasan dasar pengobatan tradisional di China, sampai sekarang China masih di kenal dengan pengobatannya yang bagus dan seimbang. Dengan prinsip Yin-Yang ia menjelaskan tentang stabilitas manusia yang disandarkan pada alam dan sebaliknya.

Tulisan ini merupakan pengantar peran filsafat dan perkembangan ilmu kesehatan China paling awal. Sangat senang jika bisa berdiskusi dan mendalami akar-akar pemikiran dan filsafat China.


*Alvarisi
Penulis | Temanmu | Tinggal di Asrama







[1] http://www.iep.utm.edu/avicenna/ diakses pada tanggal 20 September 2017