Saat mempelajari sejarah, ada sebuah pertanyaan (hanya contoh), “jelaskan runtuhnya kekaisaran roma, timbulnya fasisme Jerman, dan revolusi industri di Inggris.”
Pertanyaan itu kita buat lebih spesifik:
Apa penyebab runtuhya kekaisaran Roma, timbulnya fasisme Jerman dan revolusi industri Inggris?
Pertanyaan “mengapa” atau “bagaimana” adalah pertanyaan filosofis.
dalam contoh ini, tentang “sebab” atas suatu “peristiwa sejarah.”
Kita sudah menemukan 2 (dua) hal:
1. menemukan pertanyaan “mengapa” (atau “sebab”) dan
2. diterapkan pada apakah kata “sebab” ini
Dalam hal ini, diterapkan pada “sebab” terjadinya perubahan peristiwa dalam sejarah. Sedangkan peristiwanya adalah runtuhnya kekaisaran Roma, timbulnya fasisme di Jerman dan tumbuhnya revolusi industri di Inggris. Ada 3 (tiga) peristiwa. Bisa 100, bisa 1000 peristiwa. Namun, kita mencari akarnya. Dari tiga peristiwa, menjadi “peristiwa sejarah”. Membaca buku itu seperti melakukan forensik, membedah sebuah mayat, melihat bekas-bekas luka, untuk mencari penyebab terjadinya kematian dalam sebuah kasus pembunuhan. Me-rekonstruksi peristiwa berdasarkan luka dan jejak.
Kembali pada pertanyaan. Pertanyaannya adalah: Apakah pertanyaan tentang “sebab” merupakan cara yang baik untuk menjelaskan sebuah peristiwa?
Harap diingat, bahwa peristiwa itu selalu berkelanjutan, berhubungan dengan peristiwa lain. Kontingensi, kelanjutan peristiwa demi peristiwa, atau memikirkan sejarah sebagai “rangkaian peristiwa” yang mirip aliran sungai. Sejarah sering disampaikan dalam bentuk “kronologi” (seperti dinding facebook), “actor-centered” (berpusat pada tokoh. Contoh paling gampang bisa dilihat dalam sejarah sastra).
Karl Marx menuliskan,”men make their own history; but not in circumstances of their own choosing.” (manusia membuat sejarahya sendiri; namun bukan dalam keadaan-keadaan yang mereka pilih sendiri). Keadaan-keadaan ini bisa membatasi bisa pula memungkin-kan. Dalam batasan ini, Marx selalu menggambarkan adanya “kesamaan” dalam semua fase sejarah: “penindasan kelas” . Ini seperti topografi sungai, siklus aliran sungai. Sejarah adalah materi, menurut Karl Marx. Ini akan membawa pertanyan dalam status sejarah filsafat Karl Marx.
Saya sajikan ringkasan prosesnya:
Pertanyaan (tentang “peristiwa”) > akar pertanyaan (“mengapa”, “sebab peristiwa”)> status filsafat
Jadi pertanyaan besarnya, dalam hal ini adalah: apakah kontingensi peristiwa bisa dijelaskan dengan materialisme historis Karl Marx?
Pertanyaan ini berusaha memahami (understanding) teori Karl Marx.
Penulis: Day Milovic