Menjauhnya spiritualitas dari kehidupan modern tidak menjadikan manusia menjadi semakin manusia, namun sudah menjadi manusia yang menjadi mesin zaman. Maksudnya, kini manusia hanya mengurusi kebutuhan duniawi dan mengabaikan dunia lain, dunia roh, dan dunia setelah mati.
Jika cara pandang ini menjadi landasan hidup mereka, yang terjadi “jiwa” manusia akan rakus, saling rebut harta, martabat dan kekayaan yang tak akan dibawa mati. Doktrin bahwa hidup hanyalah hidup dan mati adalah ketiadaan semata, amat berbahaya bagi kelagsungan spiritualitas manusia. Hegel sebenarnya menunjukkan bagaimana ruh manusia yang sesungguhnya kemudian menyatu dengan pencipta,  bahkan menyatu dengan alam yang disebut pencapaian hakiki “to attain the essence” [Siddharta].

Jalan Menuju Nibbana
Namun dalam proses pencapaian menuju ketiadaan ketidaktahuan harus dilakukan dengan Majjima Patipada ialah cara para anggoga Buddha dalam mencapai Nibbana (Nirvana). Majjima Pattipada  sebuah cara pengekangan diri terhadap nafsu manusiawi yang akan menghalangi kemajuan moral. Gaotama setelah mendapatkan dan megetahui Nibbana  kemudian ia mengajarkan kepada umat manusia dari kesesatan dunia. Sedangkan dalam ajaran hindu untuk menuju Hyang Widhi maka harus pula melewati langkah tertentu, seperti; Bhakti Marga, Karma Marga, Yoga Marga dan Jana Marga. Kepercayaan hindu di India dan di kawasan Asia hampir semuanya menggunakan “jalan” menuju penerangan, selalu akan ada langkah langkah mistis, tak diketahui secara pasti namun benar adaanya.

Perbedaan-perbedaan Jalan
Akan berbeda jalan yang diajarkan dalam Islam, sufisme ialah jalan muslim dalam menuju pencapainya kepada Tuhan (pembebasan diri dari dunia), sufism merupakan pandangan yang menganggap bahwa kehidupan selanjutnya adalah kehidupan yang sesungguhnya, sebenarnya dan penyatuan dengan Tuhan adalah tujuanya, sehingga manusia dalam menjalani kehidupan saat ini sellau berorientasi dan terarah kepada tuhan. Sikap itu tidak lain juga upaya mencegah manusia dari desire, nafsu yang terus menggerus moral dan nilai kemanusiaan. Jalan sufisme ialah; takhalli, takholli dan Tajalli. Fungsi dari konsep ini tidak lain ialah untuk mencapai kepada yang maha hakekat, kekal dan tiada tertandingi. Menyatu kepada tuhan dan menjadi hamba merupakan ajaran yang jika dilakukan manusia akan menjadi mahluk spiritual yang memiliki pengalaman dunia [Ponty].

Catatan Akhir
Akhirnya, dalam deskripsi yang singkat ini “ jalan menuju ke atas dan menuju ke bawah adalah sama” [Plato]. Sebagaimana yang ia katakan, untuk menuju sesuatu ynag diinginkan maka tujuan adlah cara manusia sebagaimana mereka menjalani hidup. Singkatnya, beberapa jalan yang dilakukan adalah cara mereka menemukan penciptaan mereka.

Sudahkan menemukan jalanmu hari ini?

*Alvarisi
Writer | Temanmu